Rabu, 26 April 2017

LEMARI PENDINGIN TANPA LISTRIK



LEMARI PENDINGIN TANPA LISTRIK







OLEH :
TIM KTI 8G MTS NEGERI LUMAJANG


NOVIA NURUL LATHIFAH ROMADHIYATI
PRASOJO ASHAR NUR DARMAWAN
SALSABILAH PUTRI ABRILIANTIKA


DEPARTEMEN PENDIDIKAN AGAMA
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI LUMAJANG
Jl.CITANDUI 75 LUMAJANG 0334-881463




LEMBAR PENGESAHAN
KARYA ILMIAH REMAJA
Oleh Pratikan
Peneliti                        : 1. Novia Nurul Lathifah R.
                                      2. Prasojo Ashar Nur D.
                                      3. Salsabilah Putri Abriliantika
Karya ilmiah remaja ini kami susun sebagai persembahan Lomba Karya Ilmiah Remaja
Disahkan oleh

Kepala MTsN Lumajang                                 Pembimbing


Jamaludin.S.Pd,MM                                       Arief Pribadi
NIP.196205201991031003                           














DAFTAR ISI
Lembar Sampul
Lembar Pengesahan                                                                i
Daftar isi                                                                                 ii
Kata pengantar                                                                        iii
Abstraksi                                                                                 iv
Bab 1 Pendahuluan  
1.1.                  Latar Belakang                                               
1.2.                   Rumusan Masalah                                         
1.3.                   Hipotesis                                                       
1.4.                   Tujuan                                                           
1.5.                   Manfaat                                                         

Bab II Kajian Pustaka
2.1.                  Karung Goni                                                  
2.2.                   Seng                                                              
Bab III  Metode Penelitian
3.1.                   Rancangan Percobaan                                   
3.2.                   Tempat  Dan Waktu Penelitian                     
3.3.                  Alat dan Bahan                                              
3.4.                  prosedur penelitian                                         
Bab IV Pembahasan
4.1.          Hasil Penelitian                                             
4.2.          Pembahasan                                                  
Bab V Penutup
5.1.         Kesimpulan                                                    
5.2.         Saran                                                              
Daftar Pustaka                                                                                   




ABSTRAKSI

Saat ini banyak sekali masyarakat  yang menggunakan pendingin otomatis atau biasa disebut dengan kulkas. Menggunakan mesin pendingin tersebut menggunakan alur listrik atau Freon. Masyarakat pun banyak banyak yang mengkritik dan menginginkan alat pendingin yang tidak menggunakan alur listrik atau Freon. Kulkas ini awalnya populer di Australia dengan nama Coolgardie safe.  Kulkas alami tanpa listrik ini, berasal dari kota Coolgardie di Australia. Ada sumber yang menyebutkan bahwa teknologi ini sudah ada sejak lama dan lazim digunakan pada zaman ‘demam emas’ danwild west, sebagai cara mendinginkan makanan dan minuman tanpa listrik pada masa lalu. Cara membuat coolgardie safe sangat sederhana yaitu hanya membutuhkan kawat atau kayu atau bambu dan karung goni serta ember atau alat tampung air lainnya.
Kain goni adalah kain kasar yang digunakan untuk membuat karung, atau kantong, misalnya untuk menyimpan biji-bijian. Kain ini biasanya ditenun dari bulu kambing yang berwarna gelap. Kata Ibrani untuk kain goni (saq) juga digunakan untuk kantong yang terbuat dari bahan ini. Kain goni merupakan pakaian berkabung tradisional, dan kita pertama kali membaca mengenai penggunaannya ketika Yakub, dengan kain goni di pinggangnya berkabung atas Yusuf, putranya yang dikira sudah meninggal. Dalam beberapa kasus, orang-orang yang berkabung menggunakan kain goni sebagai alas untuk duduk atau berbaring.
Seng zink, atau timah sari adalah unsur kimia dengan lambang kimia Zn, bernomor atom 30, dan massa atom relatif 65,39. Ia merupakan unsur pertama golongan 12 pada tabel periodik. Beberapa sifat kimia seng mirip dengan magnesium (Mg). Hal ini dikarenakan ion kedua unsur ini berukuran hampir sama. Selain itu, keduanya juga memiliki keadaan oksidasi +2. Seng merupakan unsur paling melimpah ke-24 di kerak bumi dan memiliki lima isotop stabil. Bijih seng yang paling banyak ditambang adalah sfalerit (seng sulfida).
Dari hasil penelitian yang kami lakukan bahwa alat kami yaitu kulkas tanpa listrik atau pendingin sederhana dari karung goni dapat bekerja seperti apa yang kami inginkan. Lemari pendingin sederhana tanpa listrik yang kami buat dapat mendinginkan makanan dan minuman yang kami letakkan dalam lemari pendingin tanpa listrik. Akan tetepi pendingin tanpa listrik yang kami buat dari karung goni dan kawat, tidak dapat mendinginkan makanan dan minuman secara optimal atau sepenuhnya, tetapi hanya dapat menurunkan suhu yang panas menjadi dingin. 














BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang
Saat ini banyak sekali masyarakat  yang menggunakan pendingin otomatis atau biasa disebut dengan kulkas. Menggunakan mesin pendingin tersebut menggunakan alur listrik atau Freon. Masyarakat pun banyak banyak yang mengkritik dan menginginkan alat pendingin yang tidak menggunakan alur listrik atau Freon. Kulkas ini awalnya populer di Australia dengan nama Coolgardie safe.  Kulkas alami tanpa listrik ini, berasal dari kota Coolgardie di Australia. Ada sumber yang menyebutkan bahwa teknologi ini sudah ada sejak lama dan lazim digunakan pada zaman ‘demam emas’ danwild west, sebagai cara mendinginkan makanan dan minuman tanpa listrik pada masa lalu. Cara membuat coolgardie safe sangat sederhana yaitu hanya membutuhkan kawat atau kayu atau bambu dan karung goni serta ember atau alat tampung air lainnya.
Maka dari itu team kami memdapatkan inspirasi baru, yaitu memunculkan kembali alat tersebut. Kami ingin memenuhi keinginan masyarakat unuk memiliki alat pendingin sederhana yang tidak membutuhkan alur listrik atau Freon.

               
1.2.      Rumusan Masalah
1. Apakah alat ini dapat menjadi alat pendingin alami yang ridak membutuhkan alur     listrik atau freon?
2. Berapa lama alat ini dapat digunakan?
3. Apakah alat ini aman digunakan?
1.3.      Hipotesis
Apakah alat ini dapat menjadi alat pendingin alami yang tidak membutuhkan alur listrik atau freon.


1.4.      Tujuan
1.      Memberikan pengetahuan baru kepada masyarakat.
2.      Memunculkan kembali alat pendingin sederhana pada zaman dahulu.
3.      Memenuhi keingininan masyarakat untuk memiliki alat pendingin tanpa listrik.

1.5.      Manfaat
1.    Alat ini dapat digunakan untuk mendinginkan makanan, buah-buahan, sayuran       dan minuman.
2.   Alat ini dapat digunakan untuk menghemat listrik karena tidak menggunakan energi listrik atau freon sama sekali.
3.   Alat ini adalah alat yang cukup sederhana karena pembuatannya sangat mudah.


















BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1.      Kain Goni

Kain kasar yang digunakan untuk membuat karung, atau kantong, misalnya untuk menyimpan biji-bijian. Kain ini biasanya ditenun dari bulu kambing yang berwarna gelap. Kata Ibrani untuk kain goni (saq) juga digunakan untuk kantong yang terbuat dari bahan ini
Kain goni merupakan pakaian berkabung tradisional, dan kita pertama kali membaca mengenai penggunaannya ketika Yakub, dengan kain goni di pinggangnya berkabung atas Yusuf, putranya yang dikira sudah meninggal. Dalam beberapa kasus, orang-orang yang berkabung menggunakan kain goni sebagai alas untuk duduk atau berbaring.
 Sewaktu hamba-hamba Ben-hadad memohon kepada Ahab agar raja mereka dibiarkan hidup, mereka mengenakan kain goni pada pinggang dan tali pada kepala mereka.) Adakalanya kain goni dikenakan langsung membalut tubuh, bersama pakaian lain di atasnya,  sedangkan dalam kasus-kasus lain kain goni mungkin sekadar ’diikatkan pada pinggang’ di atas pakaian dalam.
Sebagai hasil pengabaran Yunus, raja Niniwe mengeluarkan ketetapan bahwa tidak hanya semua orang yang ada di kota itu yang harus mengikuti contohnya dengan mengenakan kain goni tetapi ”binatang peliharaan” juga harus diselubungi dengan kain ini.


Para nabi Ibrani kadang-kadang mengenakan kain goni. Mereka melakukannya selaras dengan berita peringatan dan imbauan untuk bertobat yang harus mereka sampaikan, atau ketika mereka berdoa untuk menyatakan pertobatan atas nama bangsa itu Kain goni dikenakan oleh raja dan rakyatnya pada waktu mengalami krisis yang parah atau sewaktu mendengar berita malapetaka.


2.2.      Seng
Seng zink, atau timah sari adalah unsur kimia dengan lambang kimia Zn, bernomor atom 30, dan massa atom relatif 65,39. Ia merupakan unsur pertama golongan 12 pada tabel periodik. Beberapa sifat kimia seng mirip dengan magnesium (Mg). Hal ini dikarenakan ion kedua unsur ini berukuran hampir sama. Selain itu, keduanya juga memiliki keadaan oksidasi +2. Seng merupakan unsur paling melimpah ke-24 di kerak bumi dan memiliki lima isotop stabil. Bijih seng yang paling banyak ditambang adalah sfalerit (seng sulfida).
Kuningan, yang merupakan aloi tembaga dan seng, telah lama digunakan paling tidak sejak abad ke-10 SM. Logam seng tak murni mulai diproduksi secara besar-besaran pada abad ke-13 di India, manakala logam ini masih belum di kenal oleh bangsa Eropa sampai dengan akhir abad ke-16. Para alkimiawan membakar seng untuk menghasilkan apa yang mereka sebut sebagai "salju putih" ataupun "wol filsuf". Kimiawan Jerman Andreas Sigismund Marggraf umumnya dianggap sebagai penemu logam seng murni pada tahun 1746. Karya Luigi Galvani dan Alessandro Volta berhasil menyingkap sifat-sifat elektrokimia seng pada tahun 1800. Pelapisan seng pada baja untuk mencegah perkaratan merupakan aplikasi utama seng. Aplikasi-aplikasi lainnya meliputi penggunaannya pada baterai dan aloi. Terdapat berbagai jenis senyawa seng yang dapat ditemukan, seperti seng karbonat dan seng glukonat (suplemen makanan), seng klorida (pada deodoran), seng pirition (pada sampo anti ketombe), seng sulfida (pada cat berpendar), dan seng metil ataupun seng dietil di laboratorium organik.
Seng merupakan zat mineral esensial yang sangat penting bagi tubuh.[1] Terdapat sekitar dua miliar orang di negara-negara berkembang yang kekurangan asupan seng. Defisiensi ini juga dapat menyebabkan banyak penyakit. Pada anak-anak, defisiensi ini menyebabkan gangguan pertumbuhan, memengaruhi pematangan seksual, mudah terkena infeksi, diare, dan setiap tahunnya menyebabkan kematian sekitar 800.000 anak-anak di seluruh dunia.[1] Konsumsi seng yang berlebihan dapat menyebabkan ataksia, lemah lesu, dan defisiensi tembaga.Dalam bahasa sehari-hari, seng juga dimaksudkan sebagai pelat seng yang digunakan sebagai bahan bangunan.

Sifat fisika

Seng merupakan logam yang berwarna putih kebiruan, berkilau, dan bersifat diamagnetik. Walau demikian, kebanyakan seng mutu komersial tidak berkilau.[2] Seng sedikit kurang padat daripada besi dan berstruktur kristal heksagonal.Lehto 1968, hlm. 826
Logam ini keras dan rapuh pada kebanyakan suhu, namun menjadi dapat ditempa antara 100 sampai dengan 150 °C.[2] Di atas 210 °C, logam ini kembali menjadi rapuh dan dapat dihancurkan menjadi bubuk dengan memukul-mukulnya.[3] Seng juga mampu menghantarkan listrik. Dibandingkan dengan logam-logam lainnya, seng memiliki titik lebur (420 °C) dan tidik didih (900 °C) yang relatif rendah.[4] Dan sebenarnya pun, titik lebur seng merupakan yang terendah di antara semua logam-logam transisi selain raksa dan kadmium.[4]
Terdapat banyak sekali aloi yang mengandung seng. Salah satu contohnya adalah kuningan (aloi seng dan tembaga). Logam-logam lainnya yang juga diketahui dapat membentuk aloi dengan seng adalah aluminium, antimon, bismut, emas, besi, timbal, raksa, perak, timah, magnesium, kobalt, nikel, telurium, dan natrium.[5] Walaupun seng maupun zirkonium tidak bersifat feromagnetik, aloi ZrZn2 memperlihatkan feromagnetisme di bawah suhu 35 K

Keberadaan

Kadar komposisi unsur seng di kerak bumi adalah sekitar 75 ppm (0,007%). Hal ini menjadikan seng sebagai unsur ke-24 paling melimpah di kerak bumi.[6] Tanah mengandung sekitar 5–770 ppm seng dengan rata-ratanya 64 ppm. Sedangkan pada air laut kadar sengnya adalah 30 ppb dan pada atmosfer kadarnya hanya 0,1–4 µg/m3.


Sfalerit (ZnS)
Unsur ini biasanya ditemukan bersama dengan logam-logam lain seperti tembaga dan timbal dalam bijih logam. Seng diklasifikasikan sebagai kalkofil, yang berarti bahwa unsur ini memiliki afinitas yang rendah terhadap oksigen dan lebih suka berikatan dengan belerang. Kalkofil terbentuk ketika kerak bumi memadat di bawah kondisi atmosfer bumi awal yang mendukung reaksi reduksi.[7] Sfalerit, yang merupakan salah satu bentuk kristal seng sulfida, merupakan bijih logam yang paling banyak ditambang untuk mendapatkan seng karena ia mengandung sekitar 60-62% seng.
Mineral lainnya juga mengandung seng meliputi smithsonit (seng karbonat), hemimorfit (seng silikat), wurtzit (bentuk seng sulfida lainnya), dan hidrozinkit. Terkecuali wurtzit, kesemua mineral ini terbentuk oleh karena proses cuaca seng sulfida primordial.[7]
Total keseluruhan kandungan seng di seluruh dunia adalah sekitar 1,8 gigaton.[8] Hampir sekitar 200 megatonnya dapat diperoleh secara ekonomis pada tahun 2008.[8] Kandungan besar seng dapat ditemukan di Australia, Kanada, dan Amerika Serikat.[7] Berdasarkan laju konsumsi seng sekarang ini, cadangan seng diperkirakan akan habis antara tahun 2027 sampai dengan 2055.[9][10] Sekitar 346 megaton seng telah ditambang sepanjang sejarahnya sampai dengan tahun 2002. Selain itu, diperkirakan pula sekitar 109 megatonnya masih digunakan.[11]

 

Sifat kimiawi

Reaktivitas

Seng memiliki konfigurasi elektron [Ar]3d104s2 dan merupakan unsur golongan 12 tabel periodik. Seng cukup reaktif dan merupakan reduktor kuat..[16] Permukaan logam seng murni akan dengan cepat mengusam, membentuk lapisan seng karbonat, Zn5(OH)6CO3, seketika berkontak dengan karbon dioksida.[17] Lapisan ini membantu mencegah reaksi lebih lanjut dengan udara dan air.
Seng yang dibakar akan menghasilkan lidah api berwarna hijau kebiruan dan mengeluarkan asap seng oksida.[18] Seng bereaksi dengan asam, basa, dan non-logam lainnya.[19] Seng yang sangat murni hanya akan bereaksi secara lambat dengan asam pada suhu kamar. Asam kuat seperti asam klorida maupun asam sulfat dapat menghilangkan lapisan pelindung seng karbonat dan reaksi seng dengan air yang ada akan melepaskan gas hidrogen.[18]
Seng secara umum memiliki keadaan oksidasi +2. Ketika senyawa dengan keadaan oksidasi +2 terbentuk, elektron pada kelopak elektron terluar s akan terlepas, dan ion seng yang terbentuk akan memiliki konfigurasi [Ar]3d10.[20] Hal ini mengijinkan pembentukan empat ikatan kovalen dengan menerima empat pasangan elektron dan mematuhi kaidah oktet. Stereokimia senyawa yang dibentuk ini adalah tetrahedral dan ikatan yang terbentuk dapat dikatakan sebagai sp3.[21] Pada larutan akuatik, kompleks oktaherdal, [Zn(H2O)6]2+, merupakan spesi yang dominan.[22] Penguapan seng yang dikombinasikan dengan seng klorida pada temperatur di atas 285 °C mengindikasikan adanya Zn2Cl2 yang terbentuk, yakni senyawa seng yang berkeadaan oksidasi +1.[18] Tiada senyawa seng berkeadaan oksidasi selain +1 dan +2 yang diketahui.[23] Perhitungan teoritis mengindikasikan bahwa senyawa seng dengan keadaan oksidasi +4 sangatlah tidak memungkinkan terbentuk.[24]
Sifat kimiawi seng mirip dengan logam-logam transisi periode pertama seperti nikel dan tembaga. Ia bersifat diamagnetik dan hampir tak berwarna.[25] Jari-jari ion seng dan magnesium juga hampir identik. Oleh karenanya, garam kedua senyawa ini akan memiliki struktur kristal yang sama.[26] Pada kasus di mana jari-jari ion merupakan faktor penentu, sifat-sifat kimiawi keduanya akan sangat mirip.[18] Seng cenderung membentuk ikatan kovalen berderajat tinggi. Ia juga akan membentuk senyawa kompleks dengan pendonor N- dan S-.[25] Senyawa kompleks seng kebanyakan berkoordinasi 4 ataupun 6 walaupun koordinasi 5 juga diketahui ada.[18]

Senyawa seng


Kebanyakan metaloid dan non logam dapat membentuk senyawa biner dengan seng, terkecuali gas mulia. Oksida ZnO merupakan bubuk berwarna putih yang hampir tidak larut dalam larutan netral. Ia bersifat amfoter dan dapat larut dalam larutan asam dan basa kuat.[18] Kalkogenida lainnya seperti ZnS, ZnSe, dan ZnTe memiliki banyak aplikasinya dalam bidang elektronik dan optik.[27] Pniktogenida (Zn3N2, Zn3P2, Zn3As2 dan Zn3Sb2),[28][29] peroksida ZnO2, hidrida ZnH2, dan karbida ZnC2 juga dikenal keberadaannya.[30] Dari keempat unsur halida, ZnF2 memiliki sifat yang paling ionik, sedangkan sisanya (ZnCl2, ZnBr2, dan ZnI2) bertitik lebur rendah dan dianggap lebih bersifat kovalen.[31]

Dalam larutan basa lemah yang mengandung ion Zn2+, hidroksida dari seng Zn(OH)2 terbentuk sebagai endapat putih. Dalam larutan yang lebih alkalin, hidroksida ini akan terlarut dalam bentuk [Zn(OH)4]2-[18] Senyawa nitrat Zn(NO3)2, klorat Zn(ClO3)2, sulfat ZnSO4, fosfat Zn3(PO4)2, molibdat ZnMoO4, sianida Zn(CN)2, arsenit Zn(AsO2)2, arsenat Zn(AsO4)2•8H2O dan kromat ZnCrO4 merupakan beberapa contoh senyawa anorganik seng.[32][33] Salah satu contoh senyawa organik paling sederhana dari seng adalah senyawa asetat Zn(O2CCH3)2.
Senyawa organoseng merupakan senyawa-senyawa yang mengandung ikatan kovalen seng-karbon. Dietilseng ((C2H5)2Zn) merupakan salah satu reagen dalam kimia sintesis. Senyawa ini pertama kali dilaporkan pada tahun 1848 dari reaksi antara seng dengan etil iodida dan merupakan senyawa yang pertama kali diketahui memiliki ikatan sigma logam-karbon.[34] Dekametildizinkosena mengandung ikatan seng-seng kovalen yang kuat pada suhu kamar.[35]

Peran hayati

Zink atau unsur seng memiliki peran fisiologi yang penting bagi berbagai proses metabolisme. Peran yang umum adalah keterlibatan zink sebagai kofaktor pada protein pengatur ekspresi gen dan sebagai enzim penyunting DNA. Kelas protein-protein yang menambat DNA dan memakai zink sebagai stabilisator ini dikenal sebagai protein jemari zink.
Defisiensi (kekurangan) zink memberi efek signifikan bagi tumbuhan. Bagi tumbuhan darat, zink di tanah berperan sebagai hara mikro yang penting dan diketahui 50% tanah pertanian dunia mengalami defisiensi zink pada berbagai derajat. Pemupukan zink pada lahan demikian memberikan efek yang signifikan. Gejala kekurangan zink pada tumbuhan berbeda-beda, tetapi biasanya ditandai dengan kekerdilan dan daun yang memiliki bagian yang tembus pandang, biasanya di pangkal daun[36]. Pengujian tanah diperlukan untuk konfirmasi.


Manusia yang kekurangan zink mengalami gejala-gejala "hipozinkemia". Orang yang mengalami kekurangan zink dapat terkena diare dan malfungsi organ. Kemunduran dalam daya ingat dan reaksi indera juga terjadi. Kemunculan jerawat juga diketahui terkait dengan defisiensi zink. Ketombe dapat muncul karena sel-sel kulit kekurangan zink. Zink diperlukan dalam produksi testosteron.















BAB III
METODE PENELITIAN

3.1.            Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan ini dilakukan dengan cara merancang kerangka lemari pendingin dan menjadikannya kulkas tanpa listrik. Dan cara menggunakannya dengan meletakkan di ruangan yang berudara. Dan makanan atau minuman yang kita letakkan pada kulkas tersebut akan menjadi dingin.

3.2       Tempat dan waktu penelitian

     Penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri Lumajang. Pada hari jumat tanggal 13 Februari 2015 pukul 13.00 WIB.

            3.3       Alat dan bahan :
1)      Seng
2)      Kain goni
3)      Lem besi

3.4.      Prosedur Penelitian
1)      Membuat kerangka lemari pendingin
2)      Kerangka ditempeli dengan karung goni
3)      Karung goni dihubungkan dengan air dalam penampung atau ember, sehingga karung goni dapat menyerap air.
4)      Ujung karung goni harus sampai tercelup dengan air.
5)      Makanan atau bahan yang akan di uji dimasukkan ke dalam lemari pendingin.
6)      Amati bahan yang telah di uji yang telah di masukkan ke dalam lemari pendingin.

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1.      Hasil Penelitian          
   Dari hasil penelitian yang kami lakukan bahwa alat kami yaitu kulkas tanpa listrik atau pendingin sederhana dari karung goni dapat bekerja seperti apa yang kami inginkan. Lemari pendingin sederhana tanpa listrik yang kami buat dapat mendinginkan makann dan minuman yang kami letakkan dalam lemari pendingin tanpa listrik. Akan tetepi pendingin tanpa listrik yang kami buat dari karung goni dan kawat, tidak dapat mendinginkan makanan dan minuman secara optimal atau sepenuhnya, tetapi hanya dapat menurunkan suhu yang panas menjadi dingin. 
4.2.      Pembahasan
Hasil dari penelitian kami membuktikan kulkas yang kami buat tanpa listrik dapat mendinginkan makanan atau minuman yang kami uji. Tetapi tidak seperti pada kulkas yang menggunakan listrik, kulkas yang kami buat hanya dapat menurunkan suhu yang panas menjadi lebih dingin. Proses tersebut mengunakan atau memerlukan  udara atau angin. Jadi alat tersebut penggunaannya harus diletakkan pada tempat yang berudara atau berangin.






BAB IV
PENUTUP
5.1.      Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang kami lakukan, bahwa mesin pendingin tanpa listrik yang kami buat dapat mendinginkan makanan dan minuman yang kami letakkan pada mesin pendingin tersebut. Hanya saja mesin hanya dapat menurunkan suhu menjadi lebih dingin.
5.2.Saran

1.      Penelitian ini banyak kelemahan, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.
2.   Dapat dijadikan sebagai sarana pembelajaran yaitu sebagai penemuan baru .











DAFTAR PUSTAKA























Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FF EXO Because You

Title : Because You Genre : Romance, Humor Type : One Shoot Author : Kim xi yuri ( Main Cast) Park chanyeol Park channie ...