LEMARI
PENDINGIN TANPA LISTRIK
OLEH :
TIM KTI 8G MTS NEGERI LUMAJANG
NOVIA
NURUL LATHIFAH ROMADHIYATI
PRASOJO
ASHAR NUR DARMAWAN
SALSABILAH
PUTRI ABRILIANTIKA
DEPARTEMEN PENDIDIKAN
AGAMA
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI LUMAJANG
Jl.CITANDUI 75 LUMAJANG 0334-881463
LEMBAR
PENGESAHAN
KARYA
ILMIAH REMAJA
Oleh
Pratikan
Peneliti :
1. Novia Nurul Lathifah R.
2. Prasojo Ashar Nur D.
3. Salsabilah Putri Abriliantika
Karya ilmiah remaja ini kami susun
sebagai persembahan Lomba Karya Ilmiah Remaja
Disahkan
oleh
Kepala MTsN
Lumajang Pembimbing
Jamaludin.S.Pd,MM Arief
Pribadi
NIP.196205201991031003
DAFTAR
ISI
Lembar Sampul
Lembar
Pengesahan i
Daftar
isi ii
Kata pengantar iii
Abstraksi iv
Bab 1 Pendahuluan
1.1.
Latar
Belakang
1.2.
Rumusan Masalah
1.3.
Hipotesis
1.4.
Tujuan
1.5.
Manfaat
Bab II Kajian Pustaka
2.1.
Karung
Goni
2.2.
Seng
Bab III Metode Penelitian
3.1.
Rancangan Percobaan
3.2.
Tempat
Dan Waktu Penelitian
3.3.
Alat
dan Bahan
3.4.
prosedur
penelitian
Bab IV Pembahasan
4.1. Hasil Penelitian
4.2. Pembahasan
Bab V Penutup
5.1.
Kesimpulan
5.2. Saran
Daftar Pustaka
ABSTRAKSI
Saat ini banyak sekali
masyarakat yang menggunakan pendingin
otomatis atau biasa disebut dengan kulkas. Menggunakan mesin pendingin tersebut
menggunakan alur listrik atau Freon. Masyarakat pun banyak banyak yang
mengkritik dan menginginkan alat pendingin yang tidak menggunakan alur listrik
atau Freon. Kulkas ini
awalnya populer di Australia dengan nama Coolgardie safe.
Kulkas alami tanpa listrik ini, berasal dari kota Coolgardie di Australia. Ada
sumber yang menyebutkan bahwa teknologi ini sudah ada sejak lama dan lazim
digunakan pada zaman ‘demam emas’ danwild west, sebagai cara mendinginkan
makanan dan minuman tanpa listrik pada masa lalu. Cara membuat coolgardie
safe sangat sederhana yaitu hanya membutuhkan kawat atau kayu atau
bambu dan karung goni serta ember atau alat tampung air lainnya.
Kain goni adalah kain kasar yang digunakan untuk membuat karung,
atau kantong, misalnya untuk menyimpan biji-bijian. Kain ini biasanya ditenun
dari bulu kambing yang berwarna gelap. Kata Ibrani untuk kain goni (saq)
juga digunakan untuk kantong yang terbuat dari bahan ini. Kain goni merupakan pakaian
berkabung tradisional, dan kita pertama kali membaca mengenai penggunaannya
ketika Yakub, dengan kain goni di pinggangnya berkabung atas Yusuf, putranya
yang dikira sudah meninggal. Dalam beberapa kasus, orang-orang yang berkabung
menggunakan kain goni sebagai alas untuk duduk atau berbaring.
Seng zink,
atau timah sari adalah unsur kimia dengan lambang kimia Zn, bernomor atom 30, dan massa atom relatif 65,39. Ia merupakan unsur pertama golongan 12 pada tabel periodik. Beberapa
sifat kimia seng mirip dengan magnesium (Mg). Hal ini dikarenakan ion kedua unsur ini berukuran
hampir sama. Selain itu, keduanya juga memiliki keadaan oksidasi +2. Seng merupakan unsur paling melimpah ke-24 di kerak bumi dan memiliki lima isotop stabil. Bijih seng yang paling
banyak ditambang adalah sfalerit (seng sulfida).
Dari
hasil penelitian yang kami lakukan bahwa alat kami yaitu kulkas tanpa listrik
atau pendingin sederhana dari karung goni dapat bekerja seperti apa yang kami
inginkan. Lemari pendingin sederhana tanpa listrik yang kami buat dapat
mendinginkan makanan dan minuman yang kami letakkan dalam lemari pendingin
tanpa listrik. Akan tetepi pendingin tanpa listrik yang kami buat dari karung
goni dan kawat, tidak dapat mendinginkan makanan dan minuman secara optimal
atau sepenuhnya, tetapi hanya dapat menurunkan suhu yang panas menjadi
dingin.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Saat ini banyak sekali
masyarakat yang menggunakan pendingin
otomatis atau biasa disebut dengan kulkas. Menggunakan mesin pendingin tersebut
menggunakan alur listrik atau Freon. Masyarakat pun banyak banyak yang
mengkritik dan menginginkan alat pendingin yang tidak menggunakan alur listrik
atau Freon. Kulkas ini
awalnya populer di Australia dengan nama Coolgardie safe.
Kulkas alami tanpa listrik ini, berasal dari kota Coolgardie di Australia. Ada
sumber yang menyebutkan bahwa teknologi ini sudah ada sejak lama dan lazim
digunakan pada zaman ‘demam emas’ danwild west, sebagai cara
mendinginkan makanan dan minuman tanpa listrik pada masa lalu. Cara
membuat coolgardie safe sangat sederhana yaitu hanya
membutuhkan kawat atau kayu atau bambu dan karung goni serta ember atau alat
tampung air lainnya.
Maka dari
itu team kami memdapatkan inspirasi baru, yaitu memunculkan kembali alat
tersebut. Kami ingin memenuhi keinginan masyarakat unuk memiliki alat pendingin
sederhana yang tidak membutuhkan alur listrik atau Freon.
1.2. Rumusan Masalah
1.
Apakah alat ini dapat menjadi alat pendingin alami yang ridak membutuhkan
alur listrik atau freon?
2. Berapa lama alat ini dapat digunakan?
3. Apakah alat ini aman digunakan?
1.3. Hipotesis
Apakah alat ini dapat menjadi alat pendingin alami yang tidak
membutuhkan alur listrik atau freon.
1.4. Tujuan
1.
Memberikan pengetahuan baru kepada masyarakat.
2.
Memunculkan kembali alat pendingin sederhana pada zaman
dahulu.
3.
Memenuhi keingininan masyarakat untuk memiliki alat
pendingin tanpa listrik.
1.5. Manfaat
1. Alat ini dapat digunakan untuk mendinginkan
makanan, buah-buahan, sayuran dan
minuman.
2. Alat ini dapat digunakan untuk menghemat
listrik karena tidak menggunakan energi listrik atau freon sama sekali.
3. Alat ini adalah alat yang cukup sederhana
karena pembuatannya sangat mudah.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Kain Goni
Kain kasar yang digunakan untuk membuat
karung, atau kantong, misalnya untuk menyimpan biji-bijian. Kain ini biasanya
ditenun dari bulu kambing yang berwarna gelap. Kata Ibrani untuk kain goni (saq)
juga digunakan untuk kantong yang terbuat dari bahan ini
Kain goni merupakan pakaian berkabung
tradisional, dan kita pertama kali membaca mengenai penggunaannya ketika Yakub,
dengan kain goni di pinggangnya berkabung atas Yusuf, putranya yang dikira
sudah meninggal. Dalam beberapa kasus, orang-orang yang berkabung menggunakan
kain goni sebagai alas untuk duduk atau berbaring.
Sewaktu hamba-hamba Ben-hadad memohon kepada
Ahab agar raja mereka dibiarkan hidup, mereka mengenakan kain goni pada
pinggang dan tali pada kepala mereka.) Adakalanya kain goni dikenakan langsung
membalut tubuh, bersama pakaian lain di atasnya, sedangkan dalam kasus-kasus lain kain goni
mungkin sekadar ’diikatkan pada pinggang’ di atas pakaian dalam.
Sebagai hasil pengabaran Yunus, raja Niniwe
mengeluarkan ketetapan bahwa tidak hanya semua orang yang ada di kota itu yang
harus mengikuti contohnya dengan mengenakan kain goni tetapi ”binatang
peliharaan” juga harus diselubungi dengan kain ini.
Para nabi Ibrani kadang-kadang mengenakan
kain goni. Mereka melakukannya selaras dengan berita peringatan dan imbauan
untuk bertobat yang harus mereka sampaikan, atau ketika mereka berdoa untuk
menyatakan pertobatan atas nama bangsa itu Kain goni dikenakan oleh raja dan
rakyatnya pada waktu mengalami krisis yang parah atau sewaktu mendengar berita
malapetaka.
2.2. Seng
Seng zink,
atau timah sari adalah unsur kimia dengan lambang kimia Zn, bernomor atom 30, dan massa atom relatif 65,39. Ia merupakan unsur pertama golongan 12 pada tabel periodik. Beberapa
sifat kimia seng mirip dengan magnesium (Mg). Hal ini dikarenakan ion kedua unsur ini berukuran
hampir sama. Selain itu, keduanya juga memiliki keadaan oksidasi +2. Seng merupakan unsur paling melimpah ke-24 di kerak bumi dan memiliki lima isotop stabil. Bijih seng yang paling
banyak ditambang adalah sfalerit (seng sulfida).
Kuningan, yang merupakan aloi tembaga dan seng, telah lama digunakan paling tidak sejak abad
ke-10 SM. Logam seng tak murni mulai diproduksi secara besar-besaran pada abad
ke-13 di India, manakala logam ini masih belum di kenal oleh bangsa Eropa
sampai dengan akhir abad ke-16. Para alkimiawan membakar seng untuk menghasilkan apa yang mereka sebut
sebagai "salju putih" ataupun "wol filsuf". Kimiawan Jerman
Andreas Sigismund Marggraf umumnya dianggap sebagai penemu logam
seng murni pada tahun 1746. Karya Luigi Galvani dan Alessandro Volta berhasil menyingkap sifat-sifat elektrokimia seng pada
tahun 1800. Pelapisan seng pada baja untuk mencegah perkaratan merupakan
aplikasi utama seng. Aplikasi-aplikasi lainnya meliputi penggunaannya pada
baterai dan aloi. Terdapat berbagai jenis senyawa seng yang dapat ditemukan,
seperti seng karbonat dan seng glukonat (suplemen
makanan), seng klorida (pada
deodoran), seng pirition (pada sampo
anti ketombe), seng sulfida (pada cat
berpendar), dan seng metil ataupun seng dietil di
laboratorium organik.
Seng merupakan
zat mineral esensial yang sangat
penting bagi tubuh.[1] Terdapat sekitar dua miliar orang di negara-negara
berkembang yang kekurangan asupan seng. Defisiensi ini juga dapat menyebabkan
banyak penyakit. Pada anak-anak, defisiensi ini menyebabkan gangguan
pertumbuhan, memengaruhi pematangan seksual, mudah terkena infeksi, diare, dan
setiap tahunnya menyebabkan kematian sekitar 800.000 anak-anak di seluruh
dunia.[1] Konsumsi seng yang berlebihan dapat menyebabkan ataksia, lemah lesu, dan defisiensi tembaga.Dalam bahasa
sehari-hari, seng juga dimaksudkan sebagai pelat seng yang digunakan sebagai
bahan bangunan.
Sifat fisika
Seng merupakan logam yang berwarna putih kebiruan,
berkilau, dan bersifat diamagnetik. Walau
demikian, kebanyakan seng mutu komersial tidak berkilau.[2] Seng sedikit kurang padat
daripada besi dan berstruktur kristal heksagonal.Lehto 1968, hlm. 826
Logam ini keras dan rapuh pada kebanyakan suhu, namun
menjadi dapat ditempa antara 100 sampai dengan 150 °C.[2] Di atas 210 °C, logam ini
kembali menjadi rapuh dan dapat dihancurkan menjadi bubuk dengan
memukul-mukulnya.[3] Seng juga mampu menghantarkan
listrik. Dibandingkan dengan logam-logam lainnya, seng memiliki titik lebur
(420 °C) dan tidik didih (900 °C) yang relatif rendah.[4] Dan sebenarnya pun, titik lebur
seng merupakan yang terendah di antara semua logam-logam transisi selain raksa
dan kadmium.[4]
Terdapat banyak sekali aloi
yang mengandung seng. Salah satu contohnya adalah kuningan (aloi seng dan tembaga). Logam-logam lainnya yang juga
diketahui dapat membentuk aloi dengan seng adalah aluminium, antimon, bismut, emas, besi, timbal, raksa, perak,
timah, magnesium, kobalt, nikel, telurium, dan natrium.[5] Walaupun seng maupun zirkonium tidak bersifat feromagnetik, aloi ZrZn2
memperlihatkan feromagnetisme di bawah suhu 35 K
Keberadaan
Kadar komposisi unsur seng di kerak bumi adalah sekitar
75 ppm (0,007%). Hal ini menjadikan seng sebagai unsur ke-24 paling melimpah di
kerak bumi.[6] Tanah mengandung sekitar
5–770 ppm seng dengan rata-ratanya 64 ppm. Sedangkan pada air laut
kadar sengnya adalah 30 ppb dan pada atmosfer kadarnya hanya 0,1–4 µg/m3.
Sfalerit (ZnS)
Unsur ini biasanya ditemukan bersama dengan logam-logam
lain seperti tembaga dan timbal dalam bijih logam. Seng diklasifikasikan
sebagai kalkofil, yang berarti bahwa unsur ini memiliki afinitas yang rendah
terhadap oksigen dan lebih suka berikatan dengan belerang. Kalkofil terbentuk ketika kerak
bumi memadat di bawah kondisi atmosfer bumi awal yang mendukung reaksi reduksi.[7] Sfalerit,
yang merupakan salah satu bentuk kristal seng
sulfida, merupakan bijih logam yang paling banyak ditambang untuk
mendapatkan seng karena ia mengandung sekitar 60-62% seng.
Mineral lainnya juga mengandung seng meliputi smithsonit
(seng karbonat),
hemimorfit
(seng silikat), wurtzit
(bentuk seng sulfida lainnya), dan hidrozinkit.
Terkecuali wurtzit, kesemua mineral ini terbentuk oleh karena proses cuaca seng
sulfida primordial.[7]
Total keseluruhan kandungan seng
di seluruh dunia adalah sekitar 1,8 gigaton.[8] Hampir sekitar 200 megatonnya
dapat diperoleh secara ekonomis pada tahun 2008.[8] Kandungan besar seng dapat
ditemukan di Australia, Kanada, dan Amerika Serikat.[7] Berdasarkan laju konsumsi seng
sekarang ini, cadangan seng diperkirakan akan habis antara tahun 2027 sampai
dengan 2055.[9][10] Sekitar 346 megaton seng telah
ditambang sepanjang sejarahnya sampai dengan tahun 2002. Selain itu,
diperkirakan pula sekitar 109 megatonnya masih digunakan.[11]
Sifat kimiawi
Reaktivitas
Seng memiliki konfigurasi
elektron [Ar]3d104s2 dan merupakan unsur
golongan 12 tabel periodik.
Seng cukup reaktif dan merupakan reduktor kuat..[16] Permukaan logam seng murni akan
dengan cepat mengusam, membentuk lapisan seng karbonat, Zn5(OH)6CO3,
seketika berkontak dengan karbon dioksida.[17] Lapisan ini membantu mencegah
reaksi lebih lanjut dengan udara dan air.
Seng yang dibakar akan menghasilkan lidah api berwarna
hijau kebiruan dan mengeluarkan asap seng
oksida.[18] Seng bereaksi dengan asam,
basa,
dan non-logam lainnya.[19] Seng yang sangat murni hanya
akan bereaksi secara lambat dengan asam pada suhu kamar. Asam kuat seperti asam klorida maupun asam sulfat dapat menghilangkan lapisan
pelindung seng karbonat dan reaksi seng dengan air yang ada akan melepaskan gas
hidrogen.[18]
Seng secara umum memiliki keadaan oksidasi +2. Ketika
senyawa dengan keadaan oksidasi +2 terbentuk, elektron pada kelopak elektron
terluar s akan terlepas, dan ion seng yang terbentuk akan memiliki
konfigurasi [Ar]3d10.[20] Hal ini mengijinkan pembentukan
empat ikatan kovalen
dengan menerima empat pasangan elektron dan mematuhi kaidah oktet. Stereokimia
senyawa yang dibentuk ini adalah tetrahedral
dan ikatan yang terbentuk dapat dikatakan sebagai sp3.[21] Pada larutan akuatik, kompleks
oktaherdal, [Zn(H2O)6]2+,
merupakan spesi yang dominan.[22] Penguapan seng yang
dikombinasikan dengan seng klorida pada temperatur di atas 285 °C
mengindikasikan adanya Zn2Cl2
yang terbentuk, yakni senyawa seng yang berkeadaan oksidasi +1.[18] Tiada senyawa seng berkeadaan
oksidasi selain +1 dan +2 yang diketahui.[23] Perhitungan teoritis
mengindikasikan bahwa senyawa seng dengan keadaan oksidasi +4 sangatlah tidak
memungkinkan terbentuk.[24]
Sifat kimiawi seng mirip dengan logam-logam transisi
periode pertama seperti nikel dan tembaga. Ia bersifat diamagnetik dan hampir
tak berwarna.[25] Jari-jari ion seng dan magnesium
juga hampir identik. Oleh karenanya, garam kedua senyawa ini akan memiliki struktur kristal yang sama.[26] Pada kasus di mana jari-jari ion
merupakan faktor penentu, sifat-sifat kimiawi keduanya akan sangat mirip.[18] Seng cenderung membentuk ikatan
kovalen berderajat tinggi. Ia juga akan membentuk senyawa kompleks dengan pendonor N- dan S-.[25] Senyawa kompleks seng kebanyakan
berkoordinasi 4 ataupun 6 walaupun koordinasi 5 juga diketahui ada.[18]
Senyawa seng
Kebanyakan metaloid dan non logam dapat membentuk
senyawa biner dengan seng, terkecuali gas mulia. Oksida ZnO
merupakan bubuk berwarna putih yang hampir tidak larut dalam larutan netral. Ia
bersifat amfoter dan dapat larut dalam larutan asam
dan basa kuat.[18] Kalkogenida
lainnya seperti ZnS,
ZnSe,
dan ZnTe
memiliki banyak aplikasinya dalam bidang elektronik dan optik.[27] Pniktogenida
(Zn3N2, Zn3P2, Zn3As2 dan Zn3Sb2),[28][29] peroksida ZnO2, hidrida ZnH2, dan karbida ZnC2 juga dikenal keberadaannya.[30] Dari keempat unsur halida, ZnF2 memiliki sifat yang
paling ionik, sedangkan sisanya (ZnCl2, ZnBr2, dan ZnI2) bertitik lebur
rendah dan dianggap lebih bersifat kovalen.[31]
Dalam larutan basa lemah yang mengandung ion Zn2+,
hidroksida dari seng Zn(OH)2 terbentuk sebagai
endapat putih. Dalam larutan yang lebih alkalin, hidroksida ini akan terlarut
dalam bentuk [Zn(OH)4]2-[18] Senyawa nitrat Zn(NO3)2,
klorat Zn(ClO3)2,
sulfat ZnSO4, fosfat Zn3(PO4)2,
molibdat ZnMoO4, sianida Zn(CN)2, arsenit Zn(AsO2)2, arsenat Zn(AsO4)2•8H2O
dan kromat ZnCrO4 merupakan beberapa
contoh senyawa anorganik seng.[32][33] Salah satu contoh senyawa organik paling sederhana dari seng
adalah senyawa asetat Zn(O2CCH3)2.
Senyawa organoseng merupakan senyawa-senyawa yang
mengandung ikatan kovalen seng-karbon. Dietilseng ((C2H5)2Zn)
merupakan salah satu reagen dalam kimia sintesis. Senyawa ini pertama kali
dilaporkan pada tahun 1848 dari reaksi antara seng dengan etil
iodida dan merupakan senyawa yang pertama kali diketahui memiliki ikatan sigma logam-karbon.[34] Dekametildizinkosena
mengandung ikatan seng-seng kovalen yang kuat pada suhu kamar.[35]
Peran hayati
Zink atau unsur seng memiliki peran fisiologi yang
penting bagi berbagai proses metabolisme. Peran yang umum adalah keterlibatan
zink sebagai kofaktor
pada protein pengatur ekspresi gen dan sebagai enzim penyunting
DNA. Kelas protein-protein yang menambat DNA
dan memakai zink sebagai stabilisator ini dikenal sebagai protein
jemari zink.
Defisiensi (kekurangan) zink memberi efek signifikan bagi tumbuhan. Bagi tumbuhan darat, zink di
tanah berperan sebagai hara mikro yang penting dan diketahui 50% tanah
pertanian dunia mengalami defisiensi zink pada berbagai derajat. Pemupukan zink
pada lahan demikian memberikan efek yang signifikan. Gejala kekurangan zink
pada tumbuhan berbeda-beda, tetapi biasanya ditandai dengan kekerdilan dan daun
yang memiliki bagian yang tembus pandang, biasanya di pangkal daun[36].
Pengujian tanah diperlukan untuk konfirmasi.
Manusia yang kekurangan zink mengalami gejala-gejala
"hipozinkemia". Orang yang mengalami kekurangan zink dapat terkena
diare dan malfungsi organ. Kemunduran dalam daya ingat dan reaksi indera juga
terjadi. Kemunculan jerawat juga diketahui
terkait dengan defisiensi zink. Ketombe dapat muncul karena sel-sel kulit kekurangan
zink. Zink diperlukan dalam produksi testosteron.
BAB
III
METODE
PENELITIAN
3.1.
Rancangan
Percobaan
Rancangan percobaan ini
dilakukan dengan cara merancang kerangka lemari pendingin dan menjadikannya kulkas
tanpa listrik. Dan cara menggunakannya dengan meletakkan di ruangan yang
berudara. Dan makanan atau minuman yang kita letakkan pada kulkas tersebut akan
menjadi dingin.
3.2
Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri Lumajang. Pada hari jumat tanggal 13 Februari 2015 pukul
13.00 WIB.
3.3
Alat dan bahan :
1) Seng
2) Kain goni
3) Lem besi
3.4. Prosedur Penelitian
1) Membuat kerangka lemari pendingin
2) Kerangka ditempeli dengan karung goni
3) Karung goni dihubungkan dengan air dalam
penampung atau ember, sehingga karung goni dapat menyerap air.
4) Ujung karung goni harus sampai tercelup
dengan air.
5) Makanan atau bahan yang akan di uji
dimasukkan ke dalam lemari pendingin.
6) Amati bahan yang telah di uji yang telah
di masukkan ke dalam lemari pendingin.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian yang kami
lakukan bahwa alat kami yaitu kulkas tanpa listrik atau pendingin sederhana
dari karung goni dapat bekerja seperti apa yang kami inginkan. Lemari pendingin
sederhana tanpa listrik yang kami buat dapat mendinginkan makann dan minuman
yang kami letakkan dalam lemari pendingin tanpa listrik. Akan tetepi pendingin
tanpa listrik yang kami buat dari karung goni dan kawat, tidak dapat mendinginkan
makanan dan minuman secara optimal atau sepenuhnya, tetapi hanya dapat
menurunkan suhu yang panas menjadi dingin.
4.2. Pembahasan
Hasil dari penelitian kami membuktikan kulkas yang kami buat tanpa
listrik dapat mendinginkan makanan atau minuman yang kami uji. Tetapi tidak
seperti pada kulkas yang menggunakan listrik, kulkas yang kami buat hanya dapat
menurunkan suhu yang panas menjadi lebih dingin. Proses tersebut mengunakan
atau memerlukan udara atau angin. Jadi
alat tersebut penggunaannya harus diletakkan pada tempat yang berudara atau
berangin.
BAB IV
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan
yang kami lakukan, bahwa mesin pendingin tanpa listrik yang kami buat dapat
mendinginkan makanan dan minuman yang kami letakkan pada mesin pendingin
tersebut. Hanya saja mesin hanya dapat menurunkan suhu menjadi lebih dingin.
5.2.Saran
1. Penelitian ini banyak
kelemahan, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.
2. Dapat dijadikan sebagai sarana pembelajaran yaitu sebagai penemuan baru .
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar